Ketoprofen 100 mg adalah termasuk obat golongan anti-inflamasi non steroid, digunakan untuk migrain, nyeri menstruasi, sakit gigi ataupun demam pada anak dan juga dewasa. Ketoprofen bekerja dengan cara menghambat enzim yang bernama prostalglandin sehingga menghambat pembengkakan serta nyeri yang dirasakan bisa mereda atau membaik. : - Keadaan nyeri sendi serta radang sendi dalam penyakit Rheumatoid Arthritis; - Nyeri lain seperti migrain, nyeri menstruasi, sakit gigi ataupun demam pada anak dan juga dewasa.
Indikasi Obat
Ketoprofen diindikasikan untuk :
- Keadaan nyeri sendi serta radang sendi dalam penyakit Rheumatoid Arthritis serta Asam urat;
- Nyeri lain seperti migrain, nyeri menstruasi, sakit gigi ataupun demam pada anak dan juga dewasa.
Dosis Obat dan Aturan Pakai
PERHATIAN : Pastikan dosis yang Anda gunakan sesuai dengan
intruksi dokter dengan mempertimbangkan keparahan penyakit, usia, berat
badan, dsb. Dosis yang tertera disini adalah dosis umum.
Nyeri sendi, peradangan musculoskeletal dan sendi, nyeri pasca operasi ortopedi
- Dewasa : 50 mg, 4 kali sehari, dengan dosis maksimal 300 mg/hari.
Nyeri ringan, sedang dan dismenorea
- Dewasa : 25-50 mg setiap 6-8 jam, sesuai kebutuhan.
Aturan Pakai :
Gunakanlah obat ini setelah makan.
Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
Gunakanlah
antara satu dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali
sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Oleh
sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang
sama setiap hari.
Kontra Indikasi dan Peringatan
Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini :
Pasien hipersensitif terhadap kandungan dalam obat ini.
Peringatan :
Untuk penderita maag, gastritis, tukak lambung karena bisa memperburuk kondisi bahkan bisa sampai menyebabkan pendarahan.
Untuk penderita hipertensi, gagal jantung.
Beri tahu dokter mengenai riwayat alergi
yang Anda miliki. Ketoprofen tidak boleh digunakan oleh orang yang
alergi terhadap obat ini, atau OAINS lain, seperti aspirin, naproxen, atau ibuprofen.
Jangan menggunakan ketoprofen jika Anda berencana atau baru saja menjalani operasi bypass jantung.
Informasikan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang menderita asma, penyakit jantung, penyakit liver, stroke, hipertensi, polip hidung, penyakit ginjal, perdarahan di saluran cerna, tukak lambung, atau edema.
Jangan mengonsumsi minuman berakohol atau merokok selama menjalani pengobatan dengan ketoprofen. Hal ini
bisa meningkatkan risiko terjadinya perdarahan saluran cerna.
Beri tahu
dokter bahwa Anda sedang menjalani terapi dengan ketoprofen jika Anda
direncanakan untuk menjalani tindakan medis, termasuk operasi gigi.
Diskusikan dengan dokter jika Anda sedang hamil, mungkin hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
Informasikan
kepada dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen
dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk menghindari interaksi obat
yang tidak diinginkan.
Jangan
langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan
kewaspadaan setelah menggunakan ketoprofen. Obat ini bisa menyebabkan
kantuk, pusing, atau pandangan kabur.
Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat setelah menggunakan ketoprofen.
Efek Samping
Ketoprofen umumnya ditoleransi baik oleh tubuh. Namun demikian, ada efek samping yang perlu diperhatikan.
Penggunaan
dosis tinggi melebihi anjuran dapat menyebabkan overdosis. Jika terjadi
reaksi berlebihan segera konsultasikan kepada dokter.
Interaksi Obat
Hati-hati saat menggunakan Ketoprofen dengan obat lain. Interaksi dapat terjadi antara Ketoprofen dengan obat-obat berikut :
Peningkatan risiko terjadinya perdarahan pada saluran pencernaan jika digunakan bersama OAINS lain, kortikosteroid, antidepresan jenis SSRI, atau antikoagulan, seperti warfarin dan heparin.
Penurunan efektivitas obat antihipertensi.
Peningkatan risiko terjadinya efek samping ketoprofen jika digunakan dengan probenecid.
Peningkatan risiko terjadinya efek samping methotrexate, lithium, atau digoxin.
Peningkatan risiko terjadinya gangguan ginjal jika digunakan dengan ACE Inhibitor, diuretik, ARB, atau tacrolimus.
Pengawasan Klinis
Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini :
Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika pernah mengalami reaksi alergi saat mengonsumsi obat.
Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita gangguan ginjal.
Hentikan penggunaan dan kunjungi dokter Anda jika terjadi tanda-tanda alergi.
Penggunaan pada ibu hamil sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu pada dokter.
Penggunaan pada Ibu hamil dan Ibu Menyusui
Penggunaan pada Ibu hamil :
Usia kehamilan <20 minggu, kategori C: Studi pada binatang
percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi
belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.
Usia kehamilan ≥20 minggu, kategori D: Ada bukti bahwa obat
ini berisiko terhadap janin manusia. Namun, obat dalam kategori ini
masih mungkin digunakan ketika manfaat yang diperoleh lebih besar
daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam
nyawa.
Penggunaan pada Ibu menyusui :
Obat ini umumnya aman digunakan oleh ibu menyusui, tetapi penggunaannya harus berdasarkan anjuran dokter.