Scandexon mengandung Dexamethason. Obat ini digunakan untuk mengatasi kondisi seperti inflamasi misalnya radang reumatik, radang usus, radang pada ginjal, radang pada mata, radang karena asma dan radang pada tempat lainnya. Obat ini juga digunakan untuk menangani penyakit-penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis, berbagai jenis alergi, penyakit lupus, bronkospasme dan idiopatik thrombocytopenic. Obat ini dapat berfungsi untuk menangani shock anafilaktik alergi dalam dosis tinggi, untuk mencegah terjadinye reaksi penolakan tubuh dalam proses pencangkokan organ. Bisa juga digunakan untuk pasien kanker, sebagai terapi pendukung kemoterapi.
Indikasi Obat
Scandexon diindikasikan untuk inflamasi, alergi, gangguan imunologi yang tidak berespon terhadap
terapi lain seperti asma bronkial, Artritis reumatoid, dermatitis
alergi, sindroma nefrotik.
Dosis Obat dan Aturan Pakai
PERHATIAN : Pastikan dosis yang Anda gunakan sesuai dengan
intruksi dokter dengan mempertimbangkan keparahan penyakit, usia, berat
badan, dsb. Dosis yang tertera disini adalah dosis umum.
Dewasa: 0,5-10 mg dalam dosis terbagi.
Anak: sehari 2 kali , 0-1 tahun,
0,1-0,25 mg; 1-5 tahun, 0,25-1 mg; 6-12 tahun: 0,25-2 mg.
Aturan Pakai :
Gunakanlah obat ini setelah makan.
Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
Gunakanlah
antara satu dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali
sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Oleh
sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang
sama setiap hari.
Kontra Indikasi dan Peringatan
Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini :
Pasien hipersensitif terhadap kandungan dalam obat ini.
Pasien dengan ulkus peptikum, penyakit akibat bakteri dan virus.
Pasien dengan riwaya hipertensi dan gangguan perilaku.
Peringatan :
Sebaiknya tidak digunakan lebih dari 1 minggu tanpa adanya pengawasan yang baik.
Penurunan dosis secara bertahap harus dilakukan setelah penggunaan jangka panjang dengan dosis yang besar.
Beri tahu dokter jika pernah
menderita TBC, herpes, infeksi jamur, penyakit ginjal, diabetes,
hipertensi, penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit hati, penyakit
tiroid, penyakit mata, osteoporosis, gangguan pembekuan darah, atau
gangguan pada sistem pencernaan.
Beri
tahu dokter bila Anda akan menjalani vaksinasi. Kondisi tersebut dapat
memicu efek interaksi bila dilakukan selama menggunakan Scandexon.
Pasien
lanjut usia harus lebih hati-hati dalam menggunakan Scandexon karena lebih berisiko mengalami efek samping, terutama osteoporosis.
Jangan
mengonsumsi minuman beralkohol atau obat pereda nyeri tanpa pengawasan
dokter, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan lambung.
Scandexon yang digunakan dalam jangka panjang dapat mempengaruhi
tumbuh kembang anak. Periksakan anak secara berkala ke dokter anak untuk
memantau tumbuh dan kembangnya.
Jangan
mengemudikan kendaraann atau mengoperasikan alat berat selama menjalani
pengobatan dengan Scandexon, karena obat ini dapat
menyebabkan pusing dan sakit kepala.
Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau overdosis setelah mengonsumsi Scandexon.
Efek Samping
Scandexon umumnya ditoleransi baik oleh tubuh. Namun demikian, ada efek samping yang perlu diperhatikan.
Efek samping Scandexon meliputi :
Iritasi ringan pada tenggorokan dan suara serak. Iritasi lidah dan mulut, kandidiasis oral. Batuk dan mulut kering.
Adverse Drug Event (ADE)
Penggunaan
dosis tinggi melebihi anjuran dapat menyebabkan overdosis. Jika terjadi
reaksi berlebihan segera konsultasikan kepada dokter.
Interaksi Obat
Hati-hati saat menggunakan Scandexon dengan obat lain. Interaksi dapat terjadi antara Scandexon dengan obat-obat berikut :
Penurunan efektivitas
kandungan dexamethasone jika digunakan bersama phenytoin, rifampicin,
barbiturat, carbamazepine, atau ephedrine.
Penurunan kadar praziquantel di dalam darah.
Peningakatan
risiko terjadinya efek samping kandungan dexamethasone jika digunakan
bersama erythromycin, ketoconazole, atau ritonavir.
Peningkatan risiko terjadinya penurunan kadar kalium (hipokalemia) jika digunakan bersama obat golongan diuretik.
Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan bersama warfarin.
Peningkatan risiko terjadinya perdarahan saluran cerna jika digunakan bersama aspirin.
Peningkatan risiko terjadinya infeksi dan menurunkan efektifitas vaksin hidup, seperti vaksin BCG.
Pengawasan Klinis
Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini :
Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika pernah mengalami reaksi alergi saat mengonsumsi obat.
Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita gangguan ginjal.
Hentikan penggunaan dan kunjungi dokter Anda jika terjadi tanda-tanda alergi.
Penggunaan pada ibu hamil sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu pada dokter.
Penggunaan pada Ibu hamil dan Ibu Menyusui
Penggunaan pada Ibu hamil :
Kategori C:Studi
pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap
janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya
boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya
risiko terhadap janin.
Penggunaan pada Ibu menyusui :
Scandexon dapat terserap ke dalam ASI, jadi tidak boleh digunakan selama menyusui kecuali atas anjuran dokter.