Mohon tunggu...

IMG-LOGO
Apr 23, 2025 | 73

Alzheimer dan Viagra: Apa hubungannya?

Alzheimer adalah penyakit neurodegeneratif yang menyebabkan kerusakan sel otak dan penurunan fungsi kognitif. Alzheimer disebabkan oleh kadar protein tau yang abnormal. Lalu, apakah benar Sildenafil (Viagra) dapat mengobati Alzheimer?


Penelitian terbaru tentang efek dari Sildenafil (Viagra) terhadap resiko Alzheimer menunjukkan obat ini mungkin dapat mencegah dan mengobati penyakit tersebut. Namun, ini diperlukan penelitian lebih lanjut.

Sildenafil merupakan vasodilator, artinya obat ini melebarkan pembuluh darah untuk memperlancar aliran darah. Dokter meresepkan obat ini untuk disfungsi ereksi (masalah dalam mencapai dan mempertahankan ereksi), maupun hipertensi arteri pulmonary (sebagai obat Revatio).

Para peneliti mengeksplorasi dengan menggunakan sildenafil untuk mengobati penyakit Alzheimer. Namun, belum ada uji klinis terhadap obat ini untuk tujuan tersebut, dan komunitas medis belum membuat rekomendasi apa pun.


Viagra dan Kadar Tau: Apa Maksudnya?


Alzheimer ditentukan oleh 2 protein: amiloid dan tau. Pada otak penderita Alzheimer, kadar amiloid tertentu yang abnormal menggumpal, membentuk plak, dan mengganggu fungsi sel normal. Kadar tau yang abnormal menyebabkan tangles (serat tersimpul yang tidak larut) di dalam sel otak (neuron).

Neuron atau sel saraf yang sehat, tau menempel untuk menstabilkan struktur yang disebut mikrotubulus, yang membantu memandu nutrisi dan molekul dari dalam sel ke luar. Tangles terjadi karena perubahan kimia menyebabkan tau lepas dari mikrotubulus dan menempel pada molekul tau lainnya. Hal tersebut membentuk “Benang” yang seiring waktu akan menjadi kusut dan menghalangi sistem transportasi ini.

Saat sel otak anda tidak dapat mengeluarkan nutrisi dan molekul seperti yang seharusnya, mereka tidak dapat berkomunikasi dengan baik, dan mereka pun mulai mengalami kematian.

Berdasarkan bukti yang muncul, peneliti percaya perubahan otak akibat Alzheimer terjadi karena interaksi kompleks antara tau yang abnormal dengan protein beta-amiloid dan beberapa faktor lainnya. Saat gumpalan beta-amiloid membentuk plak, tau mulai menyebar dengan cepat melalui otak.

“Tau memiliki hubungan yang jelas antara gejala dan Lokasi spasial di otak,” kata Kyan Younes, MD, asisten profesor klinis neurologi di Stanford University School of Medicine. “Dimana pun tau berada, anda akan mengalami gejala. Jadi jika itu berada di area memori, anda akan mengalami masalah ingatan.”

Penelitian tahun 2024 pada Journal of Alzheimer’s Disease menggunakan model komputasi, data klaim asuransi, dan observasi terhadap sel otak pasien penderita Alzheimer untuk melihat apakah mengonsumsi sildenafil berdampak pada kadar tau toksik di otak mereka. Peneliti menemukan bahwa orang yang mengonsumsi obat tersebut memiliki kadar tau toksik yang lebih rendah. Hal ini membuat para ilmuwan mempertimbangkan kemungkinan Viagra dapat berfungsi sebagai salah satu bentuk pengobatan Alzheimer.



Bisakah Viagra digunakan untuk Mengobati Alzheimer?

Hal yang penting untuk diingat tentang studi yang menjanjikan dalam Journal of Alzheimer’s Disease adalah bahwa studi ini lebih untuk orang sehat dari pada data yang berlaku untuk orang dengan penyakit Alzheimer.

Bukan meneliti bagaimana obat itu bekerja terhadap penyakit, penelitian tersebut mengamati paparan Viagra sebelum diagnosis dan bagaimana hal itu tampak mengurangi kemungkinan untuk terkena Alzheimer di masa depan.

Selain itu, terapi Alzheimer mirip dengan terapi untuk HIV dan kanker. Satu pengobatan tidak cukup, anda membutuhkan beberapa pendekatan. Bahkan jika peneliti melakukan uji klinis terhadap Viagra dan menemukan obat tersebut dapat mengobati Alzheimer, itu tidak akan menjadi obat yang mujarab, ucap Younes.

“Jika hasilnya positif, mungkin obat itu pada akhirnya dapat membantu, tetapi saya rasa obat itu tidak akan menjadi pil ajaib,” katanya.

“Anda perlu menargetkan berbagai mekanisme [termasuk] amyloid, tau, peradangan dan perfusi darah. Jadi anda bisa menganggap Viagra sebagai cara untuk memecahkan satu bagian dari teka teki itu. Obat itu mungkin membantu perfusi otak, tetapi pada saat yang sama, kita tidak bisa mengabaikan mekanisme lainnya.”

 Terkait :Sexual Problem

Penghambat PDE5 dan Alzheimer

Viagra berada dalam golongan obat yang disebut phosphodiesterase 5 (PDE 5). Ini adalah obat yang menghalangi atau mengubah jenis tertentu dari reaksi kimia dalam darah. Penghambat PDE5 mengendurkan pembuluh darah dan mengurangi peradangan.

Pada studi terhadap hewan, peneliti menemukan bahwa penghambat PDE5 dapat membantu mencegah gangguan kognitif karena peningkatan aliran menuju otak.

Hasilnya belum pasti, dan peneliti belum mengulangi penelitian ini pada manusia.



Bisakah Viagra Membantu Mengurangi Resiko Alzheimer?

Karena bukti bahwa kadar tau dapat berkurang pada orang yang mengonsumsi Viagra dan manfaatnya terhadap kesehatan pembuluh darah otak secara umum, kemungkinan obat ini dapat menjadi penurun resiko Alzheimer. Namun, dokter belum merekomendasikannya untuk penggunaan tersebut.

Bagaimana menurut sains

Analisis data pasien dari dua basis data yang dilakukan Journal of Alzheimer, kasus Alzheimer 30%-45% lebih sedikit terjadi di antara orang yang mengonsumsi Viagra dibandingkan orang yang tidak mengonsumsi obat tersebut. Namun, meskipun penelitian menunjukkan hubungan antara resiko Alzheimer yang lebih rendah dengan penggunaan Viagra, hal tersebut tidak membuktikan hubungan sebab dan akibat.

Penelitian ini memang memperhitungkan beberapa faktor yang dapat memengaruhi hasil, tetapi hasilnya belum cukup untuk menarik kesimpulan yang pasti, ucap Younes.

Analisis juga bergantung sepenuhnya pada peninjauan catatan, bukan pada uji klinis, yang bukan merupakan “bukti utama.” Data yang meyakinkan perlu berasal dari uji coba prospektif yang terkendali, bukan penelitian retrospektif (mengamati peristiwa di masa lalu).”

“Saya akan menyajikan studi ini sebagai bukti yang menarik,” ucap Younes. “Saya pikir hipotesis yang sudah ada sejak lama ini sangat menarik. Viagra pada dasarnya melebarkan pembuluh darah, dan pelebaran pembuluh darah ini dihipotesiskan dapat meningkatkan perfusi otak atau aliran darah ke otak, yang dapat memberikan efek positif”.

 

 

 

Apakah Viagra memengaruhi kesehatan otak?

Kerusakan kronis pada pembuluh darah kecil di otak merupakan penyebab paling umum dari demensia. Pada musim panas 2024, penelitian yang dilakukan di inggris yang dipublikasikan dalam Circulation Research menunjukkan bahwa Viagra dapat masuk ke dalam pembuluh darah otak, meningkatkan aliran darah ke area tersebut dan meningkatkan fungsi pembuluh darah pada mereka yang berisiko lebih tinggi terkena demensia vaskular.

Peneliti melihat peningkatan aliran darah ini dengan pemindaian MRI dan USG. Para ahli memberi catatan bahwa diperlukan uji klinis yang lebih luas sebelum mereka merekomendasikannya sebagai pengobatan pencegahan demensia.

 

Apakah ada Bahaya tekait Alzheimer dan Viagra?

Anda perlu konsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat apapun. Saat ini, dokter tidak merekomendasikan Viagra sebagai pencegahan atau pengobatan untuk Alzheimer.

Viagra dapat menyebabkan efek samping, termasuk:

·         Sakit kepala

·         Nyeri ulu hati

·         Diare

·         Mual

·         Rasa panas

·         Mimisan

·         Mati rasa, rasa terbakar, atau kesemutan di lengan, tangan, kaki, atau tungkai.

·         Nyeri pada otot, punggung, lengan, kaki

·         Perubahan pada penglihatan warna (melihat semburat biru pada objek atau mengalami kesulitan membedakan antara hijau dan biru)

·         Sensitif terhadap cahaya

·         Hidung tersumbat.

Obat lainnya yang anda konsumsi juga dapat berinteraksi dengan Viagra dan menyebabkan efek samping yang serius.

 

Memahami Penggunaan Ulang Obat

Ketika peneliti menemukan penggunaan baru untuk obat yang sudah disetujui oleh FDA untuk kondisi yang berbeda, hal ini disebut sebagai penggunaan ulang obat (Drug Repurposing). Penggunaan ulang suatu obat dapat secara drastis memangkas waktu yang dibutuhkan agar obat tersebut tersedia bagi masyarakat.

 

“Jika kami ingin membuat obat baru untuk setiap penyakit tunggal yang dimulai dari nol, itu membutuhkan waktu 10 tahun untuk memulai dari awal hingga uji klinis,” kata Younes.

Saat FDA memberikan persetujuan untuk penggunaan spesifik dari obat, maka obat tersebut telah melewati tolak ukur keamanan tertentu dan para peneliti sudah mencatat adanya efek samping. Dari pada memulai dari nol, para peneliti dapat memulai penelitian yang lebih lanjut. Hal ini juga dapat memangkas biaya pengobatan pada akhirnya

Viagra disetujui oleh FDA untuk mengatasi Disfungsi Ereksi. Untuk melihat apakah Viagra merupakan pengobatan yang efektif dan aman untuk penyakit Alzheimer, para peneliti harus melakukan uji klinis untuk mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan seperti:

·         Apakah obat ini aman untuk populasi lanjut usia?

·         Berapa dosis yang tepat untuk mengobati Alzheimer?

·         Apa efek samping yang mungkin terjadi pada populasi lanjut usia yang mengonsumsi dosis tersebut?

Kesimpulan

Penelitian terbaru menunjukkan sildenafil (Viagra) dapat menurunkan risiko Alzheimer. Orang yang mengonsumsi obat tersebut mengalami peningkatan aliran darah di otak dan penurunan penumpukan protein beracun yang terjadi pada penyakit ini. Namun, dibutuhkan penelitian lebih lanjut dan uji klinis sebelum komunitas medis dapat merekomendasikan Viagra sebagai pencegahan atau pengobatan untuk Alzheimer.

 


https://keapotek.com

https://keapotek.com/Articles

INSTAGRAM


source

Keranjang Anda

Keranjang anda kosong